Kian hari, matahari kian meredup
Kian hari, langit kian menangis
Aku sedih, hari itu harus datang
Aku sedih, hati merapuh lalu patah
Aku munafik, mengucap kalimat palsu
Aku munafik, membohongi perasaan
Tapi,
Aku tak akan lupa rupamu
Aku tak akan lupa wajahmu
Senyummu, ditiap lekuknya
buatku nyaman dan bahagia
Kata-kata itu,
slalu kurindukan akan hadir
Kalimat-kalimat manis itu,
tak bosan aku membacanya
Sesosok makhluk itu,
bahkan hingga ribuan detik berlalu,
aku masih menyayanginya,
bayangan yang kau tinggalkan
Tak sanggup, tak akan mampu
melupakan berjuta layang-layang kenangan
Kini terbang tidak tentu tujuan,
layang kenangan yang bertebaran,
dipikiranku